Index»
budaya
»
nasional
»
pengaruhi
»
seni
»
tradisi
»
Seni Tradisi Pengaruhi Budaya Nasional
BANDUNG, KOMPAS.com--Perkembangan kesenian tradisional di lingkungan sendiri dapat menyumbangkan sesuatu terhadap perkembangan kesenian dan kebudayaan nasional di masa depan.
"Kesenian rakyat seperti wayang golek, tari topeng, reog, tagoni, dan rudat hanya akan bangkit kalau ada usaha bersama dalam masyarakat untuk mengembangkannya," ungkap Sastrawan dan Budayawan Indonesia Ajip Rosidi, di Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran (Unpad), kawasan Jatinangor, Sumedang, Senin.
Ajip, dalam orasi ilmiahnya di acara Peringatan Dies Natalis ke-52 Fakultas sastra Unpad, mengatakan, usaha yang dilakukan tidak cukup hanya dengan melatih para anak muda untuk menjadi pelaku kesenian, tetapi juga harus membina lingkungan yang akan mengapresiasinya.
"Lingkungan harus bisa secara aktif bersedia mengapresiasinya paling tidak dalam kesempatan-kesempatan tertentu," ungkap Ajip.
Selanjutnya, kata Ajip, pada jaman dulu sedikit sekali orang yang menjadi seniman profesional dalam masyarakat kita, dalam arti mereka yang bisa hidup dari tinjauan berkesenian.
Menurut Ajip, karena pengtinjauanan yang diperoleh dari setiap pementasan sangat rendah, sehingga tidak dapat menghidupi keluarganya sehari-hari. "Berkesenian hanyta dilakukan kalau kebetulan ada yang mempunyai hajatan dan mengundangnya," ungkap Ajip.
Menurut Ajip, kehidupan ekonomi yang kian keras, menyebabkan aktif dalam kesenian bukanlah pilihan, apalagi aktif dalam kesenian tradisional.
Sumber: http://oase.kompas.com/read/2010/11/02/05342797/Seni.Tradisi.Pengaruhi.Budaya.Nasional-3
Seni Tradisi Pengaruhi Budaya Nasional
Minggu, 09 Februari 2014
BANDUNG, KOMPAS.com--Perkembangan kesenian tradisional di lingkungan sendiri dapat menyumbangkan sesuatu terhadap perkembangan kesenian dan kebudayaan nasional di masa depan."Kesenian rakyat seperti wayang golek, tari topeng, reog, tagoni, dan rudat hanya akan bangkit kalau ada usaha bersama dalam masyarakat untuk mengembangkannya," ungkap Sastrawan dan Budayawan Indonesia Ajip Rosidi, di Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran (Unpad), kawasan Jatinangor, Sumedang, Senin.
Ajip, dalam orasi ilmiahnya di acara Peringatan Dies Natalis ke-52 Fakultas sastra Unpad, mengatakan, usaha yang dilakukan tidak cukup hanya dengan melatih para anak muda untuk menjadi pelaku kesenian, tetapi juga harus membina lingkungan yang akan mengapresiasinya.
"Lingkungan harus bisa secara aktif bersedia mengapresiasinya paling tidak dalam kesempatan-kesempatan tertentu," ungkap Ajip.
Selanjutnya, kata Ajip, pada jaman dulu sedikit sekali orang yang menjadi seniman profesional dalam masyarakat kita, dalam arti mereka yang bisa hidup dari tinjauan berkesenian.
Menurut Ajip, karena pengtinjauanan yang diperoleh dari setiap pementasan sangat rendah, sehingga tidak dapat menghidupi keluarganya sehari-hari. "Berkesenian hanyta dilakukan kalau kebetulan ada yang mempunyai hajatan dan mengundangnya," ungkap Ajip.
Menurut Ajip, kehidupan ekonomi yang kian keras, menyebabkan aktif dalam kesenian bukanlah pilihan, apalagi aktif dalam kesenian tradisional.
Sumber: http://oase.kompas.com/read/2010/11/02/05342797/Seni.Tradisi.Pengaruhi.Budaya.Nasional-3
Related Posts : budaya,
nasional,
pengaruhi,
seni,
tradisi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar